Culture

Sistem

Definisi Sistem
Untuk mendefinisikan sistem terdapat dua pendekatan, yaitu yang menekankan pada
prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya.
• Definisi penekanan pada prosedur:
Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu
• Definisi penekanan pada elemen/komponen:
Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu
“A group of elements or parts that are integrated and coordinated for the purpose of achieving a goal”

• LUDWIG VON BARTALANFY.

Sistem merupakan seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan.
• ANATOL RAPOROT.
Sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu sama lain.
• L. ACKOF.
Sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lainnya.

• Sub-sistem
Subsistem sebenarnya hanyalah sistem di dalam suatu sistem, ini berarti bahwa sistem berada pada lebih dari satu tingkat.
• Supersistem
Jika suatu sistem adalah bagian dari sistem yang lebih besar, sistem yang lebih besar itu adalah supersistem

Syarat -syarat sistem.
Syarat-syarat yang harus dimiliki oleh suatu sistem, yaitu:
1. Sistem harus dibentuk untuk menyelesaikan tujuan.
2. Elemen sistem harus mempunyai rencana yang ditetapkan.
3. Adanya hubungan diantara elemen sistem.
4. Unsur dasar dari proses (arus informasi, energi dan material) lebih penting dari pada elemen sistem.
5. Tujuan organisasi lebih penting dari pada tujuan elemen.

Contoh Diagram Sistem
Contoh: Sistem Pemasaran




Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai karakteristik tertentu, Yaitu:
• Komponen Sistem (components)
Sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi , bekerja sama
membentuk kesatuan. Komponen-komponen atau elemen-elemen sistem dapat berupa
suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-
sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses
sistem secara keseluruhan.

• Batas Sistem (boundary)
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem
yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan sistem
dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup
(scope) dari sistem tersebut.

• Lingkungan Luar Sistem (environment)
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang
mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan
maupun merugikan. Lingkungan yang menguntungkan harus tetap dijaga dan
dipelihara karena merupakan energi dari sistem. Sedangkan lingkungan luar yang
merugikan harus ditahan dan dikendalikan, karena jika tidak akan mengganggu
kelangsungan sistem.

• Interface
Interface merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang
lainnya. Interface ini memungkinkan satu subsistem untuk mengalirkan sumber daya
ke subsistem lainnya.

• Input
Input merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Input dapat berupa
maintenance input dan signal input. Maintenance input adalah energi yang
dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang
diproses untuk menghasilkan output.

• Output
Output merupakan hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi output
yang berguna dan sisa pembuangan. Output dapat menjadi input untuk subsistem
yang lain.

• Pengolah Sistem (process)
Suatu sistem mempunyai bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi
keluaran.

• Sasaran Sistem (objective)
Suatu sistem mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Sasaran dari sistem
menentukan input yang dibutuhkan dan output yang akan dihasilkan.

Klasifikasi Sistem
Sistem dapat diklasifikasikan ke melalui beberapa sudut pandang, diantaranya:
• Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak (abstract system) dan sistem fisik
(physical sistem).
Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak
secara fisik, sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik.

• Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah (natural system) dan sistem buatan
manusia (human made system).
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh
manusia.

• Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu (deterministic system) dan sistem tak
tentu (probabilistic system).
Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah diprediksi. Interaksi
diantara bagian-bagiannya dapat diprediksi dengan pasti, sehingga output dari sistem
dapat diramalkan.
Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi
karena mengandung unsur probabilitas.

• Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system) dan sistem terbuka
(open system).
Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh
dengan lingkungan luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi
kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, tetapi yang ada hanyalah
relatively closed system (secara relatif tertutup, tetapi tidak benar-benar tertutup).
Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan
luarnya. Sistem ini menerima input dan menghasilkan output untuk lingkungan luar
atau subsistem yang lainnya.


Pembentukan Subsistem

Factoring (Pengunsuran)
• Dalam pembentukan subsistem, pertamakali harus mengetahui konsep sebuah sistem(yang terdiri dari banyak subsistem)
• Hal tsb menuntut perancangnya untuk mempertimbangkan sistem sebagai suatu keseluruhan
• Tapi keseluruhan sistem mungkin terlalu besar untuk dianalisis secara terperinci oleh karena itu sistem dibagi atau diuraikan atas subsistem
• Batasan(boundary) daninterface disetiapsub sistem ditelaah secara cermat untuk menjamin bahwa hubungan semua subsistem adalah keseluruhan.
• Contoh factoring yaitu:
• Sebuah pengolahan informasi. Sistem yang ditelaah adalah sistem informasi. Tapi ada terlalu banyak detil didalam sistem untuk dipelajari seluruhnya sekaligus secara cermat. Oleh karena itu digunakan pengunsuran(Factoring) menjadi subsistem seperti
i. Sistem informasi dibagi atas subsistem, yaitu:
□ Penjualan;
□ PersonaliadanDaftar Gaji;
□ Persediaan barang
ii. Setiap subsistem dibagi atas sub subsistemlagi, yaitu:
□ penyesuaian file daftar gaji personalia
□ laporan-laporan personalia
□ daftar gaji harian
□ daftar gaji bulanan
□ lap. Daftar gaj iuntuk manajemen
iii. Bila tugasnya (perancang) adalah: merancang dan memprogram sistem baru, maka subsistem daftar gaji harian dapat diunsurkan menjadi modul-modul pengolahan seperti:
□ -edit masukan
□ -perhitunganpembayarankotor
□ -perhitunganpemotongan& pembayaranbersih
□ -pencatatandaftargaji
□ -penyiapanpengendalianAudit

Simplifikasi(Penyederhanaan)

• Setiap subsistem berintegrasi dengan yang lainnya dengan sebuahi nterface disebut jalinan antar personil yang berbeda pekerjaan dan bagian
• Interface berpotensi untuk berkomunikasi antar subsistem dan setiap interface mengandung sebuah jalur komunikasi.
• Oleh karena sistem terdiri dari sangat banyak subsistem, maka ada simplifikasii nterface dan komunikasi antar sistem(subsistem-subsistem).
• Contoh: Rumus banyaknya jalinan= 1/2n(n-1)
dimanan = banyaknya subsistem dalam sebuah sistem. Misalkan saja 4 subsistem dalam sebuah sistem, maka banyaknya jalinan= ½*4*(4-1) = 6
• Cluster (gugus)
-tentukan subsistem berintegrasi dengan yang lainnya. Kemudian dibuatkan jalur interface
dalam gugus database.
-jalur interface dari gugus database sebuah subsistem kegugus database subsistem
lainnya.
-Sebuah database mengadakan interface dengan program komunikasi data ini melalui interface DBMS
Jadi penggugusan subsistem hanya untuk simplifikasi atau menyederhanakan pola interface (program-program mengakses atau menggunakan) database antar subsistem.

Decoupling (pemisahan)
• Metode ini digunakan agar tidak menggunakan analisis interaksi yang tetap. Seperti: 2 subsistem yang berhubungan erat membutuhkan koordinasi yang sangat ketat.
Contoh: subsistem persediaan (bahanbaku) dan subsistemproduksi.
• Bahan baku tiba dipabrik langsung diproduksi. Penyerahan bahan baku harus diatur waktunya dengan tepat. Gunanya untuk:
• menghindari penundaan dalam produksi
• terlalu cepatnya datang bahan baku
• tempat penyimpanan dan tenaga pengolahan
Hal ini membuat operasi produksi(intiusaha) yang dijalankan tidak bebas atau nyaman.
• Subsistem bahan baku dan subsistem produksi harus dipisahkan agar sistem dapat beroperasi lebih nyaman, karena:
• Sistem(masing-masing subsistem) dapat mengkomunikasikan lewat jalur interface untuk menyeimbangkan perbedaan tingkat masukan dan keluaran.
• Adanya subsistem bahan baku sebagai penyangga data (data buffer) bila terjadi proses produksi yang harus dikerjakan dadakan karena tingginya tingkat permintaan.
• Proses bahan baku/kualitas bahan baku dapat dikoordinir dikendalikan dengan cost relatif jauh lebih rendah dan kondisi/ciri-ciri sesuai yang kita inginkan.

No comments:

Powered by Blogger.